Mentari
mengawal menuju senja
Senandung
suaramu bak pujangga yang melagukan tembang-tembang cinta
Dan terasa
debar getar di jiwa …
Manakala lembut
kata-katamu memporak porandakan segenap imajinasiku
Yang telah
berulang kali terkembara dalam samudera asa…
Atas asmara
yang telah engkau persembahkan
Aku bagai tak
mampu untuk berdiri…
Tak kuasa untuk
berlari lagi…
Sebab pesonamu
erat memelukku dalam dadamu…
Merengkuhku
pada dekapmu…
Memenjarakanku
dalam cintamu…
Tiada mampu
lagi aku berkata-kata…
Segenap kalimat
seolah sirna , manakala manis senyummu terus bermain di khayalku
Menemaniku
dalam sunyi..
Memberi makna
pada rasa yang selama ini ada dan melanda
Andaikan kau
mampu…
Maka … bawalah
aku menuju nirwana
Meluapkan cinta
seluas samudera
Penuh gelombang
asmara yang bergejolak di dalam dada
Akankah kita
bisa berjabat diri…
Meremas hijau
rumput di liukan tanah yang mulai membasah
Berpeluh titik
embun dalam sejuknya bayu
Dan …
menuangkan mata air cinta pada cawan-cawan dahaga
Bimbinglah
sukma ini melampaui surga cinta
Sehingga tak
ada lagi jarak yang membelenggu…
Tak ada lagi
batas yang mampu mengganggu
Sebab… hati ini
telah kita tautkan… tak bisa berpaling lagi
Kau telah hadir
mengisi hati , menghias indahnya hari
Maka biarkan
aku di hatimu …
Mendiami
kalbumu yang penuh bunga-bunga biru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar