Senin, 07 November 2016

TITIPAN RASA DI GELOMBANG SAMUDERA

Aku masih di sini … Menatap awan yang bergerak Dan senjapun perlahan menghilang menaburkan berjuta bunga jingga di cakrawala Tak ubahnya lukisan karang … Seperti halnya jua lukisan gurat wajahmu yang senantiasa terukir dalam bayang-bayang Apa yang harus kita uraikan …. Desau angin …. Nyanyian camar …. Atau debur ombak yang melaju diantara pantai …. Sementara kita terdiam berdua … Bukankah kau tahu … Aku ingin bersamamu … Menghitung biduk-biduk yang melaju di antara birunya ombak Menyanyikan irama kepak camar yang melintas di tepi air beriak Kemilau samudera terpantul bias mentari … laksana pelita di pekat jiwa Bukankah kau tahu … aku ingin selalu bersamamu … Mengayuh bahtera dalam keterombang ambingan rasa Walau rindu tiada mampu selalu kita labuhkan bak kapal menuju dermaga… Kasihpun tak mesti kita tautkan laksana jala menghela di antara lautan… Dan cinta tak selamanya harus kita pertemukan dalam mahligai penyatuan … Tak ubahnya ombak yang selalu menuju pantai … Namun aku selalu ingin bersamamu mengayuh sampan hingga ke hulu Entah kemana angin kan membawa kita Entah bagaimana nasib sampan yang kita kayuh berdua … Entah pula kapan akhirnya… Namun izinkan aku untuk selalu bersamamu Merenda cinta dan rindu bagai samudera yang selalu bergelora Mengukir kasih dan sayang sekokoh bebatuan karang Biarkan rasa ini terus hadir di hatiku , mematri indah namamu … Maka tak semestinya kau pertanyakan lagi … Tentang rasa yang selama ini terbagi Karena demikianlah cinta kita Seolah semu walaupun nyata… Aku yang tak mampu melawan waktu … Aku yang tak mampu membuatmu selalu bersamaku … Aku yang tak mampu menghempaskan realita… Aku yang terlambat menyadari … Bahwa… Ternyata … Engkau tak pernah pergi dari hati ini ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar